Proses Menuju Kedewasaan. Majelis Adat Sara Tanah Bima, Gelar Prosesi Khitanan Putra Bungsu Sultan Bima Muhammad Putera Pratama

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

Proses Menuju Kedewasaan. Majelis Adat Sara Tanah Bima, Gelar Prosesi Khitanan Putra Bungsu Sultan Bima Muhammad Putera Pratama

Minggu, 02 Oktober 2022

 


Bima. Londa Post.- Sebagaimana dalam tradisi Islam, setiap anak laki-laki harus menjalani prosesi khitanan atau sunatan. Dalam ajaran Islam, prosesi khitanan merupakan prosesi peralihan seorang anak laki-laki menuju ke masa dewasa. Hal itulah yang dijalani anak laki-laki dilingkungan Keluarga Istana Kesultanan Bima Nusa Tenggara Barat Muhammad Putera Pratama yaitu Putra kedua Sultan H. Ferry Zulkarnain, ST (Alm) dengan Permaisurinya Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE (kini Bupati Bima).


Perlu diketahui, prosesi khitanan bagi anak Sultan dilakukan dengan cara yang berbeda dari anak laki-laki pada umumnya. Hal itulah yang tergambar dari prosesi khitanan untuk anak sultan yang dilaksanakan di lingkungan Istana Kerajaan Bima pada 1 Oktober 2022 Minggu tadi.




Berdasarkan pedoman tata laksana prosesi khitanan bagi anak Sultan Bima selama 4 hari. Yaitu mulai tanggal 28 September hingga  puncaknya tanggal 1 oktober 2022 Minggu tadi. Berbagai kegiatan-pun digelar dan harus dilalui tahapanya yaitu lomba Seni dan atraksi Budaya Bima, lomba lagu-lagu daerah, persiapan pelaminan, peta kapanca, hingga sajian khusus (soji) berupa pisang, sirih, nasi kuning, karencu untuk menghadapi acara penyematan keris (compo sampari) bagi khitanan anak laki-laki.


Pada hari puncak kegiatan yaitu tanggal 1 oktober 2022, seluruh undangan hadir diberbagai Desa dan Kecamatan memenuhi halaman istana Bima. Selain Putera Sultan Bima  itu, kegiatan khitanan juga diikuti Muhammad Athala Zulkarnain, Putra Tajul Sirajuddin, SE, dan Muhammad Naufal Haydar, putra Ardhi Ekapaty, SE, MM.


Pantauan Media Londa Post saat Acara khitanan Putra sulung Kesultanan Bima ini, dihadiri Ketua Mahkamah Konstitusi-RI Prof.DR. Anwar Usman,MH beserta Istri, Walikota Bima H.Muhammad Lutfi,SE beserta Istri, Wakil Bupati Bima, Dandim 1608 Bima, Segenap Pimpinan dan Anggota DPRD Kab Bima, Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Bima, Kapolres Bima Kota, Kapolres Panda Bima, Sekda Kab Bima dan Sekda Kota Bima, Para Pejabat OPD Kabupaten Bima dan Kota Bima, serta Para Tokoh agama da Tokoh masyarakat se- Kabupaten Bima dan Kota Bima.



Ketua Panitian yang juga Ketua Majelis Adat Istana Bima Hj. Ferra Amalia, SE, MM mengatakan; Pihaknya  mengemas prosesi khitanan (Suna Ra Ndoso) sebagai ajang pelestarian budaya yang akan menampilkan berbagi atraksi budaya. " Ada mata lomba yang digelar yang melibatkan masyarakat umum yang berbakat seni, seperti lomba mpa’a gantao, upacara kapanca, atraksi gambus, eksebisi marawis dan compo sampari. Paparnya.


Menurut Putri Raja Bima Abd. Kahir ini, Prosesi suna ra ndoso (khitanan) Kebudayaan Bima adalah cerminan jati diri, sehingga perlu secara terus menerus untuk tetap dilindungi, dikembangkan dan dilestarikan, hingga akhirnya memiliki nilai manfaat yang berkesinambungan. Jelas Dae Ferra Sapaan Akrabnya.


Dijelaskanya, Rangkaian kegiatan ini memiliki Filosofi adalah upacara daur hidup menjadi bagian dari kebudayaan yang mencerminkan tiga fase penting dalam kehidupan manusia, yaitu kelahiran, perkawinan, dan kematian. Ungkapnya.

             Keris pusaka Raja Bima


Lomba mpa’a gantao adalah salah satu tarian rakyat yang telah tumbuh kembang sejak zaman Kesultanan Bima. Atraksi kesenian ini diperkirakan ada sejak massa pemerintahan Sultan Abdul Khair Sirajuddin (1648-1685). Mpa’a Gantao dimainkan oleh dua orang penari, Alat musik pengiringnya adalah dau buah Gendang, Tawa-Tawa, Gong serta alunan Sarone.  


Pada Puncak Kegiatan khitanan Putera sulung Sultan Ferry Zulkarnain,ST (Almarhum) Minggu tadi, berjalan Sukses dan lancar. Suguhan Do'a dari rakyat yang hadir untuk Almarhum para leluhur Raja-Raja Bima menambah khikmatnya suasana di-area Istana Bima. Seluruh Majelis Adat tanah bima hadir sebagai syarat utama keberlangsungan upacara adat khitanan Keluarga Kerajaan tanah Bima ini. (Jev londa).