Tim IPB. Teluk Bima Tidak Baik Untuk Wisata Bahari, Kadar Fitoplankton Yang Cukup Tinggi

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

Tim IPB. Teluk Bima Tidak Baik Untuk Wisata Bahari, Kadar Fitoplankton Yang Cukup Tinggi

Senin, 09 Mei 2022




 Jakarta - Londa Post.- Teluk Bima tepatnya di pantai Amahami Kelurahan Dara, Kecamatan RasanaE Barat, Kota Bima NTB, sempat viral di Twitter karena warnanya berubah menjadi cokelat. Hal itu disebabkan karena adanya pencemaran.


Dikutip dari salah satu media nasional Jakarta,  Tim dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terdiri dari Pakar Lingkungan IPB Hefni Effendi, ahli kualitas air Mursalin Aan, dosen IPB Reza Zulmi, dan peneliti IPB Luluk DW Handayani melakukan uji identifikasi untuk mengetahui penyebabnya.


Dari hasil identifikasi cepat IPB ditemukan adanya fitoplankton yang terlalu banyak dan sangat tinggi. Fitoplankton itu termasuk dalam kelas Bacillariphyceae (diatom) dan genus Navicula atau Mastogloia dengan estimasi kelimpahan berkisar 10 - 100 milyar sel per liter.


Menurut tim IPB, kadar fitoplankton yang tinggi tidak baik untuk wisata bahari dan biota laut. Kadar fitoplankton ini juga sangat tinggi dibandingkan dari Teluk Jakarta yang memiliki puluhan juta sel per liter.


Mengapa Kandungan Fitoplankton Melimpah?. Kandungan fitoplankton yang melimpah disebabkan oleh konsentrasi unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan silikat yang berlebih, dapat memicu pertumbuhan pesat fitoplankton di kolom air.


Pertumbuhan fitoplankton di teluk Bima sendiri berlangsung selama 3-5 hari. Setelah itu, fitoplankton akan mengalami fase stationary (pertumbuhan normal) dan fase death (mati alami).


Hefni mengatakan kelebihan fitoplankton lalu mengapung di permukaan laut dan membentuk lapisan cokelat yang mirip dengan jelly. Ketika masih bertumbuh fitoplankton kerap hidup mengapung di air dan terombang-ambing oleh gelombang dan arus.


"Mengingat perairan teluk, maka blooming Bacillariophyceae ini mudah terkonsentrasi menjadi lebih pekat, karena topografi teluk yang semi tertutup, sehingga flushing air berlangsung lambat dan kondisi ini menyokong terjadinya akumulasi biomassa Bacillariophyceae," ujar Hefni yang dikutip dari laman IPB. Hal ini dapat membahayakan biota laut karena dapat mengurangi kadar oksigen dalam air jika jumlah fitoplankton terlalu banyak.


Mengenal Fenomena Blooming. ?. Fenomena merebaknya fitoplankton di permukaan laut disebut dengan blooming. Fenomena ini terjadi secara berkali di perairan laut.


"Keseimpulannya dari studi awal ini adanya lapisan cokelat serupa jelly ini merupakan material biologis berupa biomassa fitoplankton (Bacillariophyceae) yang mengalami peledakan pertumbuhan pesat (blooming), yang sudah mati dan mengapung di permukaan laut," kata Hefni.


Hefni menduga blooming di teluk Bima terjadi karena adanya fenomena alam dan melimpahnya unsur hara dari sumber yang belum jelas.


Ia menyebutkan masih perlu adanya penelitian lanjutan di teluk Bima untuk mengetahui penyebab secara pastinya. ( Nex jplonda ).