Walikota Bima Gerak Cepat. Tim Adhoc Forkopimda Dibentuk, Mengungkap Tabir Pencemaran Teluk Bima

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

Walikota Bima Gerak Cepat. Tim Adhoc Forkopimda Dibentuk, Mengungkap Tabir Pencemaran Teluk Bima

Selasa, 03 Mei 2022





Kota Bima. Londa Post. - Menguak Tabir pencemaran Teluk Bima pada pekan ke 3 April 2022 baru lalu, Walikota Bima H.Muhammad Lutfi, SE telah membentuk Tim Adhoc dari Forkopimda setempat. Dan berdasarkan Rillis Diskominfotik Kota Bima, dikutip Londa Post terkait Adanya Dugaan Pencemaran Laut Pesisir Kota Bima Minggu 1 Mei 2022, telah mengurai dan mengungkap hal penting sebagai berikut:


I. KRONOLOGIS

1. Fenomena kemunculan awal buih/gelatin/jelly di Teluk Bima dimulai pada Minggu (24/04/2022) sore dengan volume yang masih sedikit, kuantitasnya mulai meningkat pada Senin (25/04/2022).  Biasanya muncul pada sore hari setelah terik matahari dengan suhu di atas rata-rata harian. 


Puncak kemunculan buih/gelatin/jelly laut ini  terjadi pada hari Rabu (27/04/2022) pagi  hingga sore hari. Dengan wilayah cakupan meluas mendekati pantai Lawata, Pelabuhan Bima, pelabuhan pertamina, lokasi wisata Wadumbolo, Desa Panda dan Pantai Kalaki.


2. Kamis (28/04/2022) buih/Marine Gel/Jelly ini mulai terurai dan menyebar ke berbagai titik kawasan Teluk Bima. Proses terurainya buih secara alami terus berlangsung hingga Sabtu (30/04/2022) dan masih tersisa di beberapa tempat dan terus berpindah  sesuai arah angin.


II. PENYEBAB

1. Kondisi Existing Teluk Bima:

-Perairan laut Teluk Bima berbentuk semi tertutup, sehingga beban bahan pencemar dan sedimen terus disuplai dari daratan sekitarnya.Hampir semua kawasan gunung sekitar Teluk Bima sudah dikonversi menjadi lahan pertanian yang membutuhkan pupuk. Pupuk pertanian pada gilirannya mengalir dari gunung/sawah dan terakumulasi di badan Teluk Bima, padahal kawasan teluk ini multifungsi. 


Baik sebagai wisata bahari, pelabuhan umum, pelabuhan khusus pertamina, pelabuhan penyeberangan, perikanan tangkap dan budidaya,  industri garam, fungsi layanan ekonomi pelabuhan niaga dan tempat pendaratan ikan hasil tangkap.  Ada pula  Depo Pertamina dan PLTU Bonto. Teluk Bima menerima bahan organic dan anorganic dari aktivitas daratan, terakumulasi dalam badan dan dasar perairan. Dampaknya, akan terganggu kehidupan masyarakat terutama yang memanfaatkan hasil perikanan dan pariwisata Teluk Bima.   


- Secara ekologi Teluk Bima terlalu dibebani aktivitas manusia di daratan, seperti: adanya sedimentasi yang cukup besar dan kiriman bahan aktif dari pupuk tanaman seperti jagung.  Bahan pupuk akan sampai ke perairan Teluk Bima dan menimbulkan kesuburan berlebih (Eutrofikasi) akibat kelebihan nitrogen dari pupuk.  


2. Kemunculan Buih/Gelatin/Jelly:

Akibatnya kondisi existing Teluk Bima tersebut, plankton tumbuh pesat dan subur. Sayangnya juga akanmengalami kematian dalam waktu cepat.  Sehingga, terjadi tumpukan planton mati di dasar laut, akhirnya menimbukan  kumpulan bahan organik yang tinggi di dasar laut yang tidak berdinamika (tanpa arus).


3. Fenomena Dampak Biodiversitas

- Hasil analisis mikroskopik mengungkap buih/gel/jelly yang merupakan organic/plankton ini mengandung jebakan udara sehingga sangat mudah untuk membuat planton tersebut mengapung. Sejumlah besar udara terperangkap menyebabkan kolom air kekurangan oksigen. Hal tersebut menyebabkan beberapa biota termasuk ikan pelagis mati. Kematian ikan dan biota laut lainnya bukan akibat keracunan, namun karena kekurangan/difusi oksigen, selanjutnya mengakibatkan pembusukan dan meninggalkan bakteri. 


III. UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN

Berbagai institusi terkait dan  lembaga  terlibat secara cepat dalam menemukan penyebab dan menyelesaikan bencana pencemaran Teluk Bima ini.  Beberapa kegiatan yang telah dilakukan antara lain:


1. Rabu, 27 April 2022  Walikota Bima mengeluarkan Surat Perintah Tugas dengan Nomor : 007/118/IV/2022 membentuk Tim Adhoc Penanggulangan Pencemaran Teluk Bima yang terdiri dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah dan Pihak lainnya sebanyak 23 Orang antara lain: Kapolres Bima Kota, Kejaksaan Negeri Bima, Dandim 1608/Bima, Dr. Syafyuddin Yusuf, ST, M.Si (Dosen Unhas/Peneliti Marine Center), Asisten I, Asisten II, Asisten III Setda Kota Bima, Kadis LH, Kadis Perikanan & Kelautan, Kalak BPBD, Kadiskes, Kadis Kominfotik, Kadis Pariwisata, Pemuda & Olahraga, Kasat Pol PP, Kadis Damkar & Penyelamatan Kota Bima, A. Haris Dinata, M.Si (Dosen STT Bima), Ir. Hadi Santoso, ST, MM (GM Geopark Tambora-SAMOTA Biosphere Reserve), Camat Rasanae Barat, Camat Asakota, Lurah Dara, Lurah Tanjung, Lurah Melayu, Lurah Kolo.


2. Rabu, 27 April 2022 Dinas  Lingkungan Hidup dan dinas terkait lainnya lingkup Kota Bima melakukan pengambilan sample air tercemar yang didampingi  perwakilan dari Depo Fule Pertamina Bima, Polres Bima Kota, dll. Sample air di bawa ke Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Bima. Hasilnya: Kandungan Logam Berat (Arsen) adalah NEGATIF.  Termasuk melakukan uji kandungan minyak, pihak pemda (Labkesda Kota Bima) melakukan uji bakar, hasilnya nihil/tidak mengandung minyak (hydrocarbon). Ikan banyak mati karena kekurangan oksigen akibat menurunnya kadar oksigen dalam air (DO). Disebabkan oksigen terperangkap dalam gelatin/jelly pencemar tersebut. 


3. Kamis, 28 April 2022, Kementrian Marves RI melakukan Rakor Online tingkat Kementrian/Lembaga,  OPD Provinsi NTB, OPD kabupaten/kota, dan stakeholder terkait termasuk pihak PT Pertamina.


4. Kamis, 28 April 2022  dilakukankembali pengambilan sampel untuk dianalisa pada Laboratorium Kesehatan Kelautan Sekotong Lombok Barat dan hasilnya belum lengkap.  Sampel juga dikirim ke Laboratorium Yayasan Generasi Biologi Indonesia Surabaya untuk mendapatkan hasil yang lebih lengkap. 


5. Kamis, 28 April 2022, telah dilakukan penelitian terbatas bio-fisik sampel Gellatin/Jelly Laut oleh Unhas yang dipimpin oleh Dr. Syafyudin Yusuf.  Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah pengamatan mikroskopik, pengukuran suhu,  pemotretan, identifikasi ikan terdampak.   


6. Jum’at ,29 April 2022 dilaksanakan Diskusi Publik  via Zoom oleh IWA MBOJO  UNHAS (Ikatan Mahasiswa Bima Unhas) diikuti oleh 247 peserta dari berbagai kalangan.


7. Jum’at,   29 April 2022 Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan (SPL), Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University yang dipimpin oleh Prof Hefni Effendi (Pakar Lingkungan IPB University), melakukan pengambilan sampel berkoordiansi dengan Dr Paryono (Universitas Mataram/Unram). 


8. Sabtu, 30 April 2022 dilakukan  Rapat Terbatas  (Ratas) antara Kemennko Marves RI, Depo PT Pertamina Bima, Kadis LH Kota Bima, Kadis Pariwisata Pemuda & OlahragaKota Bima, Kadis Pariwisata Pemuda & OlahragaKabupaten BimaDosen Unhas, Dosen Sekolah Tinggi Tehnik Bima, GM Geopark Tambora dengan Hasil dan Absen terlampir.


9. Minggu, 01Mei 2022, Pertamina bekerjasama dengan PEMKOT BIMA melakukan penyedotan/pembersihan material pencemar di pesisir pantai Teluk Bima dihadiri langsung oleh Walikota Bima. 


IV. HASIL PENGUJIAN MIKROSKOPIS DAN LABORATORIUM


1. Labkes Daerah Kota Bima :  


Meskipun dengan beberapa parameter, namun cukup menjadi justifikasi/penguatan atas perkiraan/hipotesa yang ada berikut hasil pengujian dengan Nomor Laboratorium: 445/028/270422.AL/Labkesda-09/IV/2022 Tanggal 27/04/2022.. Antara lain:


a. Hasil Pengukuran DO (Oksigen Terlarut) yang hasilnya >5mg/L menunjukkan rendahnya kadar oksigen terlarut. Sehingga memperkuat dugaan bahwa biota yang mati akibat kekurangan oksigen.


b. Kandungan logam tidak ditemukan.  Sementara terjadi peningkatan Nitrat (NO3) = 9.75 mg/l sehingga menguatkan dugaan bahwa gelatin/jelly yang mangapung tersebut berasal dari blooming plankton/Organik.


2. Tim Peneliti Unhas  Dr. Syafyudin Yusuf , Hadi Santoso,  Abdul Haris dan Tim AdHoc Pemkot Bima lainnya Menyimpulkan dari hasil Analisis mikroskopik pada Jum’at (29/04/2022)oksigen terperangkap  dalam  buih/gelatin/jelly, Ikan  mati  (baik ikan pelagis kecil maupun ikan demersal) diselimuti selaput bakteri. 


3. Laboratorium Kesehatan Kelautan Sekotong Lombok Barat  Dari hasil laboratorium (Sabtu, 29 April 2022), diperoleh :

DO : 9.1 mg/l

NH3-N : 0.07 mg/l

PO4-P : 0.20 mg/l

NO3-N : 0.02 mg/l

Salinitas : 32 ppt

pH : 7.7

Suhu : 24,7 (kondisi sudah di es) 

Kekeruhan : 315 NTU

BOD : on Proses (5 hari) 

TSS : on proses (3 jam) 

COD :  on Proses ( 3 jam) 


4. Hasil identifikasi Tim IPB University Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan (SPL), Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) beserta Tim Unram.


Di bawah pimpinan Prof Hefni Effendi (Pakar Lingkungan IPB University)  mengungkapkan kejadian tersebut akibat adanya kelimpahan fitoplankton yang sangat tinggi dari kelas Bacillariophyceae (Diatom). Fitoplankton tersebut diduga mengarah pada genus Navicula atau Mastogloia dengan estimasi kelimpahan berkisar 10 – 100 milyar sel per liter.


V. IDENTIFIKASI UMUM DAN HASIL SEMENTARA

1. Hasil identifikasi menunjukkan adanya kelimpahan fitoplankton yang sangat tinggi dari kelas Bacillariophyceae (Diatom).Fitoplankton tersebut diduga mengarah pada genus Navicula atau Mastogloia dengan estimasi kelimpahan berkisar 10 – 100 milyar sel per liter.  Dengan mengacu pada baku mutu air laut berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021, ambang batas kelimpahan fitoplankton bagi wisata bahari dan biota laut adalah 1.000 sel per mililiter. Dengan kata lain, kelimpahan fitoplankton yang melebihi ambang batas tersebut dianggap tidak baik bagi wisata bahari dan biota laut. 


2. Apabila dibandingkan dengan fenomena blooming lainnya, kelimpahan plankton jenis diatoms ini memiliki nilai yang sangat tinggi. Penelitian Damar et al. (2021) di Teluk Jakarta hanya melaporkan hitungan puluhan juta sel per liter. Konsentrasi unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan silikat yang berlebih, dapat memicu pertumbuhan pesat fitoplankton di kolom air.Pertumbuhan logaritmik yang pesat fitoplankton di kolom air bisa berlangsung 3-5 hari. Setelah itu, fitoplankton akan mengalami fase stationary (pertumbuhan normal) dan fase death (mati alami). Ketika fitoplankton yang kelimpahannya sangat tinggi ini mati, maka akan mengapung di permukaan laut membentuk lapisan coklat serupa jelly.  


3. Ketika masih mengalami masa pertumbuhan, fitoplankton (mikro algae) hidup melayang di kolom air, terombang ambing oleh gelombang dan arus. Mengingat perairan teluk, maka blooming Bacillariophyceae ini mudah terkonsentrasi menjadi lebih pekat, karena topografi teluk yang semi tertutup, sehingga flushing air berlangsung lambat dan kondisi ini menyokong terjadinya akumulasi biomassa Bacillariophyceae.


4. Bacillariophyceae sejauh ini dilaporkan bukan kelompok fitoplankton yang menghasilkan racun atau toksin.Kematian ikan dan beberapa biota lautnya lainnya diduga bukan karena toksin, tetapi karena kekurangan oksigen terlarut di kolom air.  Hal ini karena difusi oksigen dari udara ke kolom air terhalangi oleh lapisan coklat serupa jelly di permukaan laut.  Kadar oksigen terlarut di kolom air bisa mendekati kondisi anaerob (tanpa oksigen).  


IV. REKOMENDASI RENCANA TINDAK LANJUT

Untuk menyelesaikan fenomena blooming plankton ini dan agar mengurangi/mencegah berbagai masalah yang akan muncul, maka direkomendasikan rencana tindak lanjut (RTL) sebagai berikut :

1. Membentuk POKJA lintas Kabupaten Bima, Kota Bima  dan Provinsi  NTB dengan Surat Keputusan Gubernur NTB.

2. Merekomendasikan PT Pertamina melalui falitasi Depo Fuel Pertamina Bima untuk membuat  MoU dengan Perguruan Tinggi guna melakukan monitoring secara berkala berbagai aspek lingkungan laut di Teluk Bima.


3. Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat hasil temuan dari berbagai penelitian mengenai fenomena yg terjadi.

4. Melakukan identifikasi biodiversity yang terganggu akibat pencemaran ini.

5. Identifikasi dampak wisata terutama sampai sosial ekonomi pengembangan Teluk Bima

6. Semua pihak yang melakukan observasi agar segera melakukan relase/publikasi  bahan yang terkandung  dalam  buih/gelatin/jelly di Teluk Bima

7. Pihak Swasta yang  merasa tertuduh  diharapkan untuk memberikan  akses  pihak berkompeten untuk observasi lebih lanjut di sekitar  lokasi  pencemaran

8. Masyarakat diharapkan tidak berspekulasi sebelum ada hasil uji laboratorium dan analisa para ahli yang berkompeten.

9. Pemerintah bersama-sama pihal swasta serta lembaga peneliti atau universitas untuk  membuat suatu data base kelautan diseluruh wilayah Teluk Bima sebagai referensi di masa mendatang.  Baik laman aspek bioekologi, fisik, seabase, oseanografi, dll.

10. Secara fisik bahan pencemar di sekitar wisata, agar disedot/dibersihkan secara manual  dan dibuang ke darat bercekung. 

11. Melakukan pengumpulan limbah ikan agar tidak membusuk di sekitar pantai wisata Lawata dan sekitarnya.

12. Tetap melakukan monitoring setiap hari hingga air laut benar-benar bersih dari plankton/gel/jelly penyebab pencemaran.

13. Membuat konsep pengelolaan kawasan Teluk Bima yang komprehenship dan mengatur pemanfaatan yang sustainable. 

14. Untuk sementara  tidak diperbolehkan  mandi/renang di kawasan Teluk Bima, sampai adanya informasi resmi dari Pemerintah Kota/Kabupaten Bima/Pemerintah Provinsi  NTB bahwa Teluk Bima telah bebas bakteri  air laut pada lokasi terdampak. 

15. Melakukan restorasi tumbuhan laut penyerap bahan pencemar


V. HIMBAUAN

Dihimbau kepada masyarakat agar tidak melaksanakan aktivitas secara langsung sepanjang pesisir pantai yang disinyalir terdampak, sampai dengan dikeluarkannya informasi resmi dan himbauan terbaru dari Pemerintah Kota/Kabupaten Bima/Pemerintah Provinsi NTB. (Sumber : Tim Kerja AdHock Pemerintah Kota Bima) TTD. Kadis Kominfotik Drs. H.Mahfud, Mpd.


T