Kota Bima. Londa Post.- Sebagai Media masa daerah yang proaktif mengkawal proses kegiatan pembangunan daerah diberbagai sektor. Media LONDA POST terus memantau jejak kiprah Walikota dan Wakil Walikota Bima sejak keberadaan media Londa post 1 januari 2008 lalu.
Kali ini Londa Post mencoba mengingatkan publik, untuk sekedar info publik merefleksi kembali kiprah para petinggi Kota Bima sebelumnya yang sukses meletakkan kebijakannya untuk kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat, baik dimasa H.M.Noor Latif- H.Umar Abubakar, H.Qurais-H.Arahman serta H.Lutfi-Feri Sofian.
Kita awali Kiprah Wakil walikota bima saat Fery Sofian'SH dengan kecerdasan gagasanya menurunkan angka kemiskinan di daerah Kota Bima. Wakil Wali Kota Bima Ferry Sofyan saat mengikuti kegiatan Daring Roadshow bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, dengan mengangkat tema Kondisi Stunting dan Kemiskinan Ekstrem Kota Bima, pada Selasa, 28 Februari, bertempat di Ruang Rapat Wali Kota Bima saat itu
Dalam kegiatan daring tersebut Wakil Wali Kota Bima didampingi oleh Ketua TP PKK, Kepala Kantor Kementrian Agama, Seluruh Camat Se-Kota Bima, TA Stunting, Kader Tim Pendukung Keluarga dan Kepala Perangkat Daerah yang Mendapat Undangan.
Feri Sofian memaparkan kondisi Stunting dan kondisi Kemiskinan Ekstrem yang ada pada Kota Bima dalam rentang waktu 2019 - 2022. "Berdasarkan data SSGI Kota Bima pada tahun 2019 mendapatkan pravelensi Stunting sebanyak 34,69%, kemudian mulai turun pada tahun 2021 menjadi 23,7%.
Menurut pakar politik Bima yang juga mantan ketua DPRD Kota Bima ini, Keadaan terus berubah dengan mengalami kenaikan lagi pada tahun 2022 menjadi 31,2%, sedangkan untuk kondisi Kemiskinan Ekstrem di Kota Bima terjadi pada tahun 2022 dengan meningkatnya jumlah individu miskin ekstrem." Dari 1,521 jiwa (0.83%) menjadi 2,461 jiwa (1,32%) dengan total individu 98,552 jiwa dan 33,308 KK", ungkapnya.
Disamping itu, sembari juga menjelaskan mengenai isu-isu permasalahan penurunan kondisi Stunting di Kota Bima terbagi menjadi 3 bagian yaitu Isu Tata Kelola, Kendala Intervensi Spesifik, dan Kendala Intervensi Sensitif.
"Dalam menghadapi isu-isu permasalahan di Kota Bima, kami telah menyiapkan anggaran pada masing-masing isu permasalahan untuk mengatasinya, untuk isu Tata Kelola sendiri kami mengalokasikan dana DAK Non Fisik 2%, DAK Fisik 3%, APBD 10%, dana lainnya 7%, dan APBN 78%, untuk Kendala Intervensi Spesifik serta Kendala Intervensi Sensitif kami telah mengalokasikan anggaran pada tahun 2023 guna peningkatan capaian-capaian yang masih kurang pada kedua Intervensi tersebut", jelasnya.
Kemudian, mengenai masalah Kondisi Kemiskinan Ekstrem, Kota Bima berada pada tingkat yang paling rendah dibanding Kab/Kota yang ada pada NTB. Feri Sofian menyampaikan usulan serta harapan sebagai Wakil Wali Kota Bima kepada Pemerintah Pusat.
"Saya berharap untuk kondisi Stunting di Kota Bima diberikan alat bantuan USG sebanyak 5 set dan Antropometri sebanyak 31 set, adanya peningkatan dana yang di peruntukan bagi Kelurahan dalam menangani Stunting , dukungan anggaran untuk keberlanjutan Program Kebijakan Penurunan stunting , dan diberikannya Pendampingan/Bimbingan Teknis untuk operator penginputan tools master ansit Bina Bangda Kemendagri.
" Untuk kondisi Kemiskinan Ekstrem di Kota Bima saya berharap dilakukannya koordinasi yang intens khususnya terkait dengan kesiapan data kemiskinan , melakukan peningkatan kapasitas TKPKD melalui kebijakan/regulasi serta memberikan dukungan anggaran fisik dan UMKM", tutupnya.
Dari rentetan gagasan tersebut diatas, membuktikan bahwa Calon Wakil walikota Bima dari Paslon MANFER ini jika terpilih rakyat, tidak menjabat sambil belajar, melainkan sudah berpengalaman memahami dan meramu hal hal terkait politik anggaran untuk kemaslahatan rakyat dan kemajuan daerah. Tidak seperti Paslon lain tiba saat tiba akal. (Jev londa).