Kota Bima. Londa Post.- Pantauan dan sorotan Radar Londa dalam perpolitkan pilkada pekan ini, banyak peristiwa yang sulit diterima logika umum. Bahasa politik dalam sistem sekuler adalah bahasa rekayasa kata-kata, banyak kata berubah makna ketika diucapkan seorang politikus. Oleh karena itu, tidak perlu membuka kamus bahasa untuk mencari makna atau maksud yang sebenarnya. Inilah politik analogi kata-kata dalam sistem sekuler sebagai sensasi yang tujuannya untuk mengalihkan perhatian publik. Kita harus sepakat fakta bidikan Radar Londa ini.
Mari kita Simak. Diberbagai literatur sejarah tanah air, mengungkapkan sederet wanita-wanita cantik pada jaman Kerajaan tempo dulu, banyak yang menduduki Tahta Kerajaan menjadi pemimpin negari ini. Hal ini terlihat ketika raja yang berkuasa juga bisa juga diemban oleh seorang wanita. Dan tidak hanya di zaman dulu, zaman modern saat ini banyak juga para wanita yang menjadi pemimpin suatu wilayah daerah.
Kita simak dulu salah satu sederet Perempuan hebat dijamannya ini. " GAYATRI RAJAPATNI." Mungkin tak banyak orang mengenal nama Gayatri Rajapatni, nama besarnya seolah kalah dengan penguasa Majapahit yang lainnya.
Gayatri adalah Ibu Suri Majapahit saat putrinya, Trubuwana, naik tahta, Wanita hebat yang menjadi istri ke- 4 Raden Wijaya sang pendiri Majapahit ini, lebih memilih menjadi Bhiksu ketika Jayanegara wafat daripada menduduki tahta Majapahit yang menjadi haknya. Ia berperan sebagia penasehat spiritual raja-raja majapahit hingga ajal menjemputnya.
Walau namanya tak familiar, Gayatri Rajapatni adalah sala satu sosok dibalik berdirinya kerajaan Majapahit. Bersama dengan Suaminya Raden Wijaya, ia berambisi untuk membangun Pemerintahan baru dari sisa-sisa Singasari.
Pada saat itu kerajaan tersebut baru saja dibabat habis oleh Jayakatwang. Gayatri pada saat itu menolak untuk naik Tahta karena dirinya merupakan anak dari Raja Singasari, Kartanegara.
Gayatri dengan kearifanya, memastikan Kerajaan Majapahit dijalankan oleh orang orang yang tepat. Seperti bagaimana ia menjadikan seorang Gajah Mada yang seorang rakyat biasa menjadi Maha Patih.
Ia tidak hanya menuruti kehendak ego-nya semata untuk menjadi pemimpin, tetapi ia lebih memikirkan masa depan kerajaan Maja Pahit. Gayatri dengan perilaku Perempuan dalam hidupnya telah memberi inspirasi bagi perempuan dimasa itu, hingga jaman ini bahwa perempuan bijak dan mampu mengurus negeri dengan sukses untuk kesejahteraan rakyatnya.
Nah itulah Bedanya Gayatri Dulu dan Sekarang. Ingin merebut kekuasaan ditangan sang Paman. Tapi belum mampu mengendalikan para prajurit dan panglima kerajaanya, akhirnya para pandawa militan justru berada digaris depan lawan menyusun strategi balik menyerang tuanya, laksana kisah empu Gandring senjata makan tuan.
KITA GARIS BAWAHI ANALOGI DAN ILUSTRASI DI ATAS DAN KITA LIRIK PILKADA KOTA BIMA. TIDAK SEDIKIT TOKOH PARTAI BELOK KIRI BALIK ARAH DALAM DUKUNGAN PILKADA
Dikutip dari Pemberitaan Garda Asakota Neet.Coom- Dukungan untuk pasangan nomor urut 1 calon Walikota dan Wakil Walikota Bima, H A Rahman H Abidin dan Feri Sofiyan (MAN-FERI) terus mengalir. Kali ini, dukungan datang dari dua kader Partai NasDem Kota Bima yang menyatakan sikap tegas mendukung pasangan tersebut dalam Pilkada Kota Bima 2024.
Jika sebelumnya salah satu kader memberikan dukungan adalah Arwah M Saleh, mantan calon anggota legislatif dari Partai NasDem. Kini, mantan anggota DPRD Kota Bima, Dedy Mawardi, yang juga kader Partai NasDem. Dedy mengaku sudah sejak lama menyatakan dukungannya kepada H A Rahman H Abidin, bahkan sebelum dirinya mengikuti pencalegan.
“Sikap saya sudah jelas sejak lama. Bahkan sebelum pencalegan, saya sudah sampaikan kepada Ketua NasDem Kota Bima bahwa saya mendukung H A Rahman dan Feri Sofiyan. Saya tidak mau diintervensi terkait pilihan Walikota,” tegas Dedy.
Ia juga menambahkan, hubungannya dengan Man-Feri sudah terjalin sejak lama, ketika mereka sama-sama berada di DPRD Kota Bima. Kedekatan dan pengalaman bersama dalam dunia politik membuatnya semakin yakin untuk mendukung pasangan tersebut.
“Saya akan bekerja keras untuk memenangkan Man-Feri, dan saya akan mengajak masyarakat untuk memilih pemimpin yang sudah terbukti kinerjanya,” pungkas Dedy.
Dengan 2 Pandawa asal kubu lawan bergabung ini, semakin memperkuat posisi Man-Feri dalam kontestasi Pilkada Kota Bima 2024 dan meraih kemenangan. Bisa jadi para pandawa pandawa kubu lawan yang lain perlahan meletakkan senjatanya untuk balik arah masuk ke pintu Gerbang Nomor 1. (Jev londa).